Blogger Widgets

Wadah elektronik yang disajikan sederhana ini merupakan komponen komplementer E-LEARNING pada Universitas Jambi yang dimaksudkan sebagai penguat perkuliahan tatap muka. Namun demikian, bila khalayak lain bermaksud memanfaatkannya, saya persilakan dengan senang hati. Semoga ikhtiar kecil ini bermanfaat. Amin.

Kepada segenap pengunjung blog ini, dimohonkan maklumnya sehubungan dengan isi blog ini belum maksimal. Isi blog ini insyaallah akan di-upload-kan berangsur-angsur sesuai dengan keadaan kebutuhan.

Senin, 21 Februari 2011

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 KABUPATEN TEBO


ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 KABUPATEN  TEBO
NOFITA SARI*

FKIP University of jambi


ABSTRACT
This essay discusses effective sentence analysis by students in class X 7 SMA negeri tebo. Sampling techniques used in the study was stratified cluster random sampling. The sample in this study as many as 38 people. Of the total population of 152 students. The results showed that effective sentence analysis by students in class X 7 SMA Negeri Tebo predicate. It is indicated by the average value of the effectiveness of the sentence which is worth 84. Average value according to the conversion table of values are on the interval value of 70-89. Conversion table based on values of range has a predicate baik.slate.php.


Keywords: Effective and sentence lode .

PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran seorang siswa harus menulis karangan. Karangan yang ditulis pun harus efektif. Menbentuk tulisan yang efektif agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh pembaca, diperlukan keterkaitan dan keterpaduan antara unsur-unsur kabahasaan yang terkandung di dalamnya. Namun pada umumnya apabila kita amati secara cermat dalam berbagai bentuk tulisan siswa, masih banyak terdapat kesalahan seperti kalimat yang tidak bersubjek tidak jelas mana ujung dan mana pangkalnya dan hubungan yang kurang sistematis. Kenyataan demikian menyebabkan keterampilan mereka dalam menulis masih belum memadai.
Tujuan pembelajaran menulis karangan di SMA Negeri 7 Kabupaten Tebo, sama halnya dengan tujuan pembelajaran menulis karangan disekolah–sekolah lainnya. Adapun tujannya yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SMA dengan peraturan Mendiknas No 24 tahun 2006 didalamnya dinyatakan bahwa mata pelajaran menulis bertujuan untuk ”meningkatkan kemampuan berfikir logis, bernalar kepentingan emosional, serta meningkatkan kepekaan dan kemauan siswa untuk memahami dan meminati karya tulis”.
Sebuah karangan disusun dengan memanfaatkan bahasa tulis. Kalimat dalam karya tulis karangan hendaknya menggunakan bahasa Indonesia baku. Penggunaan bahasa Indonesia baku dalam karangan hendaknya tidak terlepas dari hakikat sebuah karya ilmiah yang merupakan bagian dari karya keilmuan.
Sebagai wujud pengembangan ilmu pengetahuan yang memanfaatkan bahasa tulisan, karangan menpunyai manfaat dan arti penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, karangan tersebut perlu diinformasikan. Untuk menginformasikan, bahasa tulis pada karangan harus ditulis dengan komposisi yang benar sehingga pembaca dapat memahami informasi yang disampaikan penulis melalui tulisannya. Dalam kaitan ini, berarti pengarang (penulis) dituntut untuk mencurahkan seluruh aspek kemampuannya baik kemampuan intlektual maupun kemampuan menggunakan bahasa.
Berdasarkan uraian di atas dan pentingnya penggunaan kalimat efektif dalam karangan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas X SMA Negeri 7 Kabupaten Tebo. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 7 Kabupaten Tebo sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini belum pernah diteliti dan berdasarkan keterangan dari guru bidang studi bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang belum mengerti dan belum menggunakan kalimat efektif dalam setiap tulisan. Penetapan kelas X sebagai subjek penelitian karena pembelajaran menulis di kelas X merupakan materi pembelajaran dalam silabus pembelajaran siswa kelas X. Dengan dilakukan penelitian di kelas X diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis yang dimiliki oleh setiap siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kalimat Efektif dalam Karangan Siswa kelas X SMA Negeri 7 Kabupaten  Tebo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan kalimat efektif melalui analisis berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif: (1) kesepadanan struktur, (2) keparalelan bentuk, (3) ketegasan makna, (4) kehematan kata, (5) kecermatan penalaran, (6) kepaduan gagasan dan (7) kelogisan bahasa.
 KALIMAT EFEKTIF
Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat sebagai alat komunikasi. Dalam hubungan ini, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan diterima tersebut adalah berupa ide  (gagasan), pesan dan informasi. Agar proses  penyampaian dan penerimaan tersebut berlangsung sempurna kalimat yang diucapkan atau dituangkan dalam tulisan hendaknya kalimat efektif. Mengenai kalimat efektif Razak (1990:7) kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Dengan demikian, kalimat efektif adalah kalimat yang lugas, komunikatif dan memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.


CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
            Agar kalimat yang ditulis dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharafkan penulis, perlu diperhatikan hal-hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif. Menurut Arifin dan Tasai (2004:90-98) sebuah kalimat efektif menpunyai ciri-ciri khas, yaitu (1) kesepadanan struktur, (2) keparalelan bentuk, (3) ketegasan makna, (4) kehematan kata, (5) kecermatan penalaran, (6) kepaduan gagasan, dan (7) kelogisan bahasa. Kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Artinya, informasinya utuh dan mengandung unsur-unsur struktur kalimat. Keseimbangan kalimat diperlihatkan oleh kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang memerlukan pikiran. Dalam hubungan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
(1)  Kalimat harus mempunyai semua unsur fungsi yang dibutuhkan
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,  tentang, mengenai dan  menurut di depan subjek.
(2)  Tidak terdapat subjek yang ganda
(3)  Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal
(4)  Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Keparalelan bentuk atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama, sederajat, sama polanya atau susunan kata dan frasa yang digunakan dalam kalimat. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Demikian juga halnya jika sebuah gagasan dalam satu kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka gagasan lain dinyatakan dengan jenis yang sama. Kesejajaran akan membantu memberikan kejelasan kalimat secara keseluruhan. Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu menberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
(1)  Meletakkan kata yang ditonjolkan itu didepan kalimat  (awal kalimat)
(2)  Membuat urutan kata yang bertahap
(3)  Melakukan pengulangan kata
(4)  Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
(5)  Menggunakan partikel penekanan (penegasan)
Kehematan kata dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mepunyai arti peghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Penghematan kata dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
(1)  Menghilangkan pengulangan subjek
(2)  Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
(3)  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
(4)  Penghematan kata dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Kecermat penalaran adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata-kata. Kepaduan gagasan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimt itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kepaduan gagasan adalah sebagai berikut.
(1)  Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis. Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
(2)  Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif.
(3)  Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti, dari pada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek.
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ajaan yang berlaku. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomeran, struktur kalimatnya benar dan tepat dalam menggunakan unsur-unsur lain (tanda baca, kata dan frasa).
METODE 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X  SMA Negeri 7 Kabupaten Tebo Tahun Pelajaran  2010/2011. Populasi penelitian ini yaitu kelas X1, X2, X3, X4 dan X5. Jumlah populasi adalah 152 siswa.  Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified kluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang. Sampel penelitian tersebut diambil dari kelas X1 sebanyak 7 orang, kelas X2 sebanyak 9 orang, kelas X3 sebanyak 8 orang, kelas X4 sebanyak 7 orang  dan kelas X5 sebanyak 7 orang. Untuk mendapatkan data dipergunakan instrumen. Instrumen penelitian ini sesuai dengan pembuatan karangan argumentasi, narasi, eksposisi dan deskripsi yang sesuai dengan ketentuan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP). Soal ini terdiri dari dua komponen. Kedua komponen tersebut adalah bagian petunjuk dan bagian isi soal. Secara rinci kedua hal tadi adalah sebagai berikut:
a.  Petunjuk
1.    Tulislah nama dan kelas di sebelah kanan atas pada lembar kerja yang telah disediakan!
  1. Buatlah karangan dari topik yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut:
a.    Panjang tulisan             : 3 – 5 paragraf
 b. Waktu                               : 90 menit
b. Isi soal
Pilihlah salah satu tema karangan dibawah ini:
a. Narkoba merusak moral
b. Hidup adalah anugrah
            Analisis Data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu seleksi data, penabulasian data dan penilaian. Pada analisis data, langkah pertama yang dilakukan adalah seleksi data. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menyeleksi data dan diiringi pengutipan data yang diinginkan. Data yang tidak diinginkan akan diabaikan. Penabulasian data bertujuan untuk menyusun data yang telah diklasisikasikan kedalam tabel penabuasian. Data dalam tabel tersebut bertujuan untuk mempermudah mengetahui jumlah data kalimat efektif yang meliputi (1) kesepadanan struktur, (2) keparalelan bentuk, (3) ketegasan makna, (4) kehematan kata, (5) kecermatan penalaran, (6) kepaduan gagasan, dan (7) kelogisan bahasa. Penilaian analisis data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a.    - Secara kuantitatif menentukan rata-rata kadar ketepatan dari hasil persentase ketepatan, menentukan persentase ketepatan dari hasil ketepatan dan dilakukan juga penentuan ketidak tepatan pada masing-masing unsur.
-          Secara kualitatif menjelaskan pada masing-masing unsur mana ketepatan dan ketidaktepatan tersebut.
b.     Menggunakan kriteria ketepatan unsur-unsur kalimat efektif
 Kriteria penilaian pada kesepadanan struktur langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai predikat setiap kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan jenis pikiran hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi unsur fungsi yang harus ada.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan lengkap tidaknya unsur fungsi pada setiap kalimat.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kelengkapan unsur fungsi.
Keparalelan bentuk langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai unsur-unsur yang sama pola atau susunan kata dan frasa yang digunakan dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan unsur-unsur yang sama pola atau susunan kata dan frasa hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi unsur-unsur yang sama pola atau susunan kata dan frasa hal yang bersangkutan  yang harus ada.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan lengkap tidaknya unsur-unsur yang sama pola atau susunan kata dan frasa hal yang bersangkutan pada setiap kalimat.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kelengkapan unsur-unsur yang sama pola atau susunan kata dan frasa hal yang bersangkutan.
Ketegasan makna langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai ketegasan makna dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan ketegasan makna dalam kalimat.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi ketegasan makna dalam kalimat.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan lengkap tidaknya ketegasan makna dalam kalimat.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai ketegasan makna dalam kalimat.
Kehematan  kata langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai kehematan kata dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan kehematan kata  hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi kehematan kata  hal yang bersangkutan.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan kehematan kata  hal yang bersangkutan.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kehematan kata  hal yang bersangkutan.
Kecermatan langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda hal yang bersangkutan.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda hal yang bersangkutan.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda hal yang bersangkutan.
Kepaduan gagasan langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.    Menandai kepaduan gagasan dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan kepaduan gagasan hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi kepaduan gagasan hal yang bersangkutan.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan kepaduan gagasan hal yang bersangkutan.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kepaduan gagasan hal yang bersangkutan.
Kelogisan bahasa langkah olah data kelengkapan unsur fungsi adalah sebagai berikut:
1.     Menandai kelgisan bahasa dalam kalimat.
2.    Berdasarkan langkah 1, menentukan kelogisan bahasa hal yang bersangkutan.
3.    Berdasarkan langkah 2, mengidentifikasi kelogisan bahasa hal yang bersangkutan.
4.    Berdasarkan langkah 3, menentukan kelogisan bahasa hal yang bersangkutan.
5.    Berdasarkan langkah 4, menentukan nilai kelogisan bahasa hal yang bersangkutan.
Penilaian keefektifan kalimat dalam tulisan karangan didasarkan pada skala dan kriteria yang sudah ditentukan yaitu berdasarkan rumusan masalah, yang terdiri dari: (a) Kesepadanan struktur, (b) Keparalelan, (c) Ketegasan makna,  (d) Kehematan kata, (e) Kecermatan penalaran dan (f) Kepaduan gagasan. Kriteria kemampuan yang diwujudkan dalam nilai adalah sebagai dasar penarikan kesimpulan. Jika kemampuan siswa terletak pada nilai 90-100 maka predikatnya adalah sangat baik, nilai 70-89 predikatnya baik, nilai 50-69  predikatnya cukup, nilai 30-49 predikatnya kurang, nilai 0-29 predikatnya buruk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum, keefektifan kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat  baik. Hal itu ditunjukkan oleh rata-rata nilai keefektifan kalimat yang bernilai 84. Rata-rata nilai tersebut, menurut tabel konversi nilai, berada pada interval nilai 70-89. Berdasarkan tabel konversi, rentang nilai tersebut memiliki predikat baik.
Secara relative lebih rinci, hal itu tergambar pada tabel berikut.






Tabel 4.1 Kalimat Efektif
No
Kalimat Efektif dalam Karangan
Nilai
1.
Kesepadanan struktur
85
2.
Keparalelan bentuk
99
3.
Ketegasan makna
42
4.
Kehematan kata
92
5.
Kecermatan penalaran
96
6.
Kepaduan gagasan
95
7.
Kelogisan bahasa
78
Jumlah
587
Rata-rata Nilai
84
Predikat
Baik
Dari tabel  tersebut diketahui bahwa nilai terendah terdapat pada ketegasan makna  yang bernilai 42  hal itu terjadi karena pada karangan yang ditulis siswa jarang terdapat ketegasan makna  dan nilai yang tertinggi terdapat pada keparalelan bentuk yang bernilai 99 dilihat dari jumlah rata-rata nilai pada keparalelan bentuk dan ketegasan makna dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menulis karangan dengan baik. Siswa mampu menempatkan unsur-unsur yang sama, sederajat, sama polanya atau susunan kata dan frasa yang digunakan dalam kalimat.
Secara umum, keefektifan kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat  baik.  Hal itu ditunjukkan oleh jumlah siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 291 kesepadanan struktur dan 49 ketidaksepadanan struktur maka rata-rata nilai kesepadanan struktur 85. Dengan rentang nilai 70-89 yang menunjukkan  berpredikat baik.
Dari jumlah kesepadanan struktur tersebut diketahui bahwa adanya kecenderungan jumlah kalimat berpengaruh terhadap ketidaksepadanan struktur namun dari sisi lain jumlah kalimat tidak berpengaruh terhadap ketidaksepadanan struktur. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal kesepadanan struktur siswa mampu menyeimbangkan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal kesepadanan struktur di antaranya, adalah kalimat berikut. Didalam narkoba ada macam-macamnya, seperti Nikotin, sabu-sabu dan sebagainya. Ketidaksepadanan pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata depan didalam di depan subjek. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi Narkoba bermacam-macam seperti nikotin, sabu-sabu dan sebagainya.
Secara umum, keparalelan bentuk kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah siswa 38 dan jumlah kalimat 341  terdapat 338 keparalelan bentuk dan 2 ketidakparalelan bentuk maka rata-rata nilai keparalelan bentuk 99. Dengan rentang nilai 90-100 yang menunjukkan  berpredikat sangat baik.
Dari jumlah keparalelan bentuk tersebut diketahui bahwa nilai keparalelan bentuk antar setiap kelas berpredikat sangat baik. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal keparalelan bentuk. Siswa mampu menempatkan  unsur-unsur yang sama, sederajat, sama polanya atau susunan kata dan frasa yang digunakan dalam kalimat.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal keparalelan bentuk di antaranya, adalah kalimat berikut.Narkoba merupakan salah satu obat yg terlarang dikonsumsi. Ketidakparalelan bentuk pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata kerja bentuk ter- dan di- pada kalimat terlarang dan dikonsumsi. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi Narkoba merupakan salah satu obat yang dilarang dikonsumsi.
Secara umum, ketegasan makna kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat kurang. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 143 ketegasan makna dan 197 ketidaktegasan makna maka rata-rata nilai ketegasan makna 42 Dengan rentang nilai 30-49 yang menunjukkan  berpredikat  kurang.
Dari jumlah ketegasan makna tersebut diketahui bahwa nilai ketegasan makna antar setiap kelas berpredikat kurang. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal ketegasan makna.  Siswa kurang mampu memperlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal ketegasan makna di antaranya, adalah kalimat berikut. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan dan sosial. Ketidategasan makna pada kalimat tersebut terletak pada kata Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan dan social. Kalimat tersebut tidak ada  ide pokok kalimat pada  diawal kalimat.
Secara umum, kehematan kata kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 315 kehematan kata dan 25 ketidakhematan kata, maka rata-rata nilai kehematan kata 92. Dengan rentang nilai 90-100 yang menunjukkan  berpredikat sangat baik.
Dari jumlah kehematan kata tersebut diketahui bahwa nilai kehematan kata  pada setiap kelas berpredikat sangat baik. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal kehematan kata. Siswa mampu menghemat menggunakan kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal kehematan kata di antaranya, adalah kalimat berikut. Resiko yang harus kita tanggung contohnya, seperti syaraf kita pasti juga akan rusak. Ketidakhematan kata pada kalimat tersebut terletak pada kata contohnya,seperti dan kata juga akan. Kata contohnya dan seperti, adalah sinonim. Kata juga dan akan merupakan kata sinonim. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi  Resiko yang harus kita tanggung contohnya syaraf kita pasti akan rusak atau Resiko yang harus kita tanggung seperti syaraf kita juga rusak.
Secara umum, kecermatan penalaran  kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 327 kecermatan penalaran dan 13 ketidakcermatan penalaran, maka rata-rata nilai kecermatan penalaran 96. Dengan rentang nilai 90-100 yang menunjukkan  berpredikat sangat baik.
Dari jumlah kecermatan penalaran tersebut diketahui bahwa nilai kehematan kata pada setiap kelas berpredikat sangat baik. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal kecermatan penalaran. Siswa mampu membuat kalimat  tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata-kata. Hal tersebut terinci pada lampiran.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal kecermatan penalaran di antaranya, adalah kalimat berikut. Mungkin kita mendengar kata-kata narkoba. Ketidakcermatan penalaran pada kalimat tersebut terletak pada kalimat Mungkin kita mendengar kata-kata narkoba. Pada kalimat tersebut menimbulkan tafsiran ganda yang berarti kita mendengar narkoba berbicara atau mengeluarkan kata-kata dan kita mendengar kata-kata tentang narkoba. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi  Kita pernah mendengar kata-kata tentang narkoba.
Secara umum, kepaduan gagasan kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah  siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 323 kepaduan gagasan dan 17 ketidakpaduan gagasan, maka  rata-rata nilai kepaduan gagasan 95. Dengan rentang nilai 90-100 yang menunjukkan  berpredikat sangat baik.
Dari jumlah kepaduan gagasan tersebut diketahui bahwa nilai kepaduan gagasan pada setiap kelas berpredikat sangat baik. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal kepaduan gagasan. Siswa mampu membuat kalimat padu pernyataan dalam kalimt itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal kepaduan gagasan di antaranya, adalah kalimat berikut. Seperti halnya di kota-kota yang anak-anaknya menggunakan narkoba, dan tidak hanya bagi orang pedesaan agar menjaga anak-anaknya dan memberikan pengarahan yang baik. Ketidakpaduan gagasan pada kalimat tersebut terletak pada kalimat yang bertele-tele. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi  Seperti halnya di kota banyak anak-anak yang menggunakan narkoba dan untuk orang pedesaan agar menjaga dan memberikan pengarahan yang sangat baik untuk anaknya.
Secara umum, kelogisan bahasa kalimat pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 Tebo berpredikat baik. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah  siswa 38 dan jumlah kalimat 341 terdapat 264 kelogisan bahasa dan 76 ketidaklogisan bahasa, maka rata-rata nilai kelogisan bahasa 78. Dengan rentang nilai 70-89 yang menunjukkan  berpredikat baik.
Dari jumlah kelogisan bahasa tersebut diketahui bahwa nilai kelogisan bahasa berpredikat baik. Dilihat dari jumlah rata-rata nilai maka dapat disimpulkan bahwa karangan yang ditulis siswa dalam hal kelogisan bahasa. Siswa 75% mampu membuat ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh kalimat yang memiliki kekeliruan dalam hal kelogisan bahasa di antaranya, adalah kalimat berikut. Di Era globalisasi ini, Narkoba bukanlah hal yang tabu. Ketidaklogisan bahasa pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan tanda baca, penulisan huruf dan kata. Kalimat tersebut akan efektif jika diubah menjadi  Di era globalisasi ini narkoba bukanlah hal yang langka.

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa analisis kalimat efektif dalam karangan siswa kelas X SMA Negeri 7 kabupaten  Tebo adalah baik  dengan nilai rata-rata 84, dengan perincian sebagai berikut;
(1)  Kesepadanan struktur kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik   dengan nilai rata-rata 85.
(2)  Keparalelan bentuk kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik sekali  dengan nilai rata-rata 99.
(3)  Ketegasan makna kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat kurang dengan nilai rata-rata 42.
(4)  Kehematan kata kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik sekali  dengan nilai rata-rata 92.
(5)  Kecermatan penalaran  kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik sekali  dengan nilai rata-rata 96.
(6)  Kepaduan gagasan  kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik sekali  dengan nilai rata-rata 95.
(7)  Kelogisan bahasa kalimat pada karangan siswa kelas X SMA N 7 Tebo yaitu memperoleh kualitas predikat baik  dengan nilai rata-rata 78
SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, penulis mengajukan saran sebagai berikut.
1)    Kepada guru Bahasa Indonesia SMA, khususnya SMA Negeri 7 Tebo perlu meningkatkan pengajaran kalimat efektif dalam karangan.
2)    Kepada siswa, khususnya SMA Negeri 7 Tebo perlu diajarkan tentang kalimat efektif.
3)    Penulis, yang akan mengkaji mengenai ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan dapat memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan.

DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, S, 1991. Kalimat Efektif. Jakarta: Erlangga.
Alwi , H, dkk, 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Annijat, S. M, 2007.Buku Pintar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Mahasiswa, Dosen dan Umum. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arifin E.Z dan Tasai,  S.A. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Peguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto,S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Djiwandono, M.S, 1969. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2008. Pedoman penulisan Skripsi. Jambi: Universitas Jambi.
Finoza.L, 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Hadi, S, 1990 Metodologi research. Yogyakarta: Andi Offset.
Keraf. G. 1989. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Endefloros: Nusa Indah.
Margono,S, 2009. Metode Penelitian pendidikan Komponen MKDK. Bandung: Rineke Cipta.
Nurgiantoro.B, 1988. Penelitian dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta.
Santoso, G. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Semi, 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.
Suryabrata,S,1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Razak,A, 1988. Kalimat Efektif Struktur, Gaya dan Variasi. Jakarta: Gramedia.
Susilo, A., 2007, Keefektifan Kalimat Dalam Tulisan Argumentasi Siswa Kelas X1, X2, X3,X4 SMA Negeri 1 Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun pelajaran 2007/2008, Skripsi, Universitas Jambi, Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar